Ada dua sosok da'i (ustad) yang cukup berwawasan tinggi yang viral di Media Sosial sebab gagasan tentang masalah Agama Islam yang cukup cerdas, lugas, tegas, humoris sehinggah mudah untuk dicernah para pendengarnya dan dapat dijadikan acuan hukum dalam beramal keseharian. Ceramah yang diberikan kedua da'i mudah ini sangat mempersatukan umat dan menciptakan Citra yang baik bahwa Islam adalah Agama yang damai dan Islam juga agama yang cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut data Pribadi kedua da'i (ustad);
1.Ustad Abdul Somad
Ustaz
Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., Datuk Seri Ulama Setia Negara atau lebih
dikenal dengan Ustaz Abdul Somad (bahasa Arab:
عبد الصمد, lahir di Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara,
18 Mei 1977; umur 41 tahun)
adalah seorang pendakwah dan ulama Indonesia
yang sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu hadis dan Ilmu fikih. Selain itu, ia juga
banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang
sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat. Namanya dikenal publik
karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan
dakwah yang disiarkan melalui saluran Youtube.
Ustaz Abdul Somad saat ini bertugas sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
(UIN Suska) Riau.
Kajian-kajiannya yang tajam dan menarik membuat
banyak orang suka dengan tausiahnya. Ulasan yang cerdas dan lugas, ditambah
lagi dengan keahlian dalam merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah,
membuat ceramah
Ustaz Abdul Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai
kalangan masyarakat. Banyak dari ceramah Ustaz Abdul Somad yang mengulas
berbagai macam persoalan agama. Dan bahkan bukan itu saja, ceramah Ustaz Abdul
Somad juga banyak yang membahas mengenai masalah-masalah terkini, nasionalisme
dan berbagai masalah yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.
Latar belakang
Mengingat masih merupakan bagian keluarga besar
dari seorang ulama asal Asahan yaitu Syekh Abdurrahman atau lebih dikenal
sebagai Tuan Syekh Silau Laut I. Sejak dari bangku sekolah dasar dirinya
dididik melalui sekolah yang berbasis pada Tahfiz Alquran.
Tamat dari SD Al-Washliyah Medan
tahun 1990, ia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah
Medan. Setelah tamat tahun 1993, ia melanjutkan pendidikan ke Pesantren
Darularafah Deliserdang Sumatera Utara selama satu tahun.
Lalu tahun 1994, ia pindah ke Riau
untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah
Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu dan menyelesaikannya pada tahun
1996. Tahun-tahun berikutnya antara 1996–1998 ia sempat berkuliah di UIN Sultan
Syarif Kasim Riau.
Tahun 1998, ketika Pemerintah Mesir membuka beasiswa
untuk 100 orang Indonesia belajar di Universitas Al-Azhar ia pun mengikuti tes dan
merupakan salah satu dari 100 orang yang berhak menerima beasiswa, mengalahkan
900-an orang lainnya yang mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Kemudian ia akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas
Al-Azhar Kairo dan
berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada
pertengahan tahun 2002. Setelahnya ia pun melanjutkan program pendidikan S2-nya
di Universiti Kebangsaan Malaysia,
namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.
Kemudian pada tahun 2004, melalui AMCI (bahasa Prancis:
Agence Marocaine de Coopération
Internationale) dari Kerajaan Maroko
yang kala itu menyediakan beasiswa bagi pendidikan S2 hingga S3 di Institut
Darul-Hadits Al-Hassaniyah (bahasa Prancis:
Etablissement Dar El Hadith
El Hassania, bahasa Arab:
ﻣﺆﺳﺴﺔ ﺩﺍﺭ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺍﻟﺤﺴﻨﻴﺔ), ia terpilih untuk masuk dalam kuota
penerimaan orang asing melalui jalur beasiswa. Dan ia lantas melanjutkan
pendidikan S2-nya di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat yang setiap tahunnya
hanya menerima 20 orang murid dengan rincian 15 orang Maroko dan lima orang
untuk asing. Program S2 diselesaikannya dalam waktu satu tahun 11 bulan dan
mendapatkan gelar D.E.S.A. (bahasa Prancis:
Diplôme d’Etudes Supérieurs Approfondies)
pada akhir tahun 2006.
Pendidikan
Ustaz Abdul Somad menempuh pendidikan formal
terakhir saat ini hingga jenjang master dalam bidang Ilmu Hadis, secara
terturut-turut pendidikannya dapat dituliskan sebagai berikut:
- SD Al-Washliyah, Medan, tamat 1990
- Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah, Medan, tamat 1993
- Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996
- S1 Al-Azhar, Mesir, 2002
- S2 Dar El Hadith El Hassania, Kerajaan Maroko, 2006
Riwayat pengabdian
Pasca lulus dari Maroko, Ustaz Abdul Somad hingga
saat ini aktif mengabdikan diri ke berbagai lembaga sebagai berikut:
- Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
- Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau
- Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur Pekanbaru
- Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian Periode 2009–2014
- Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode 2009–2014
- Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau, Periode 2009–2014
Karya ilmiah
Tesis yang berjudul رجال الموطأ والصحيحين الذين
ضعفهم النسائي في كتاب الضعفاء والمتروكين: جمعا ودراسة
Terjemahan (Arab–Indonesia)
- Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
- 55 Nasihat Perkawinan Untuk Perempuan, (Judul Asli : 55 Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal’at, Dar at-Ta’if, Cairo. Diterbitkan oleh Penerbit Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
- 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101 Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du’a’, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
- 30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
- 15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz’ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah-Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-2004
- Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-‘asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.
- Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta’ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
- Sejarah Agama Yahudi (Judul Asli: Tarikh ad-Diyanah al-Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009.
Karya buku
Ustaz Abdul Somad telah menuliskan beberapa buku
yang menjadi best seller di kalangan ummat islam, di antaranya:
- 37 Masalah Populer
- 99 Pertanyaan Seputar Sholat
- 33 Tanya Jawab Seputar Qurban
2. Ustad adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA. (lahir di Pandeglang,
Banten,
11 September
1984; umur 34
tahun) adalah Ulama' asal Indonesia yang memiliki kecerdasan intelektual sangat
tinggi, salah satunya dapat menguasai isi kitab suci Al-Qur'an beserta letak
barisnya. Selain itu, ia juga menguasai ilmu hadist dan berbagai kitab agama
beserta makna dan posisinya. Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute, dan tiga tahun
berikutnya ia bersama dua sahabatnya mendirikan Akhyar TV
sebagai media dakwah utama. Saat ini Ustadz Adi aktif menjadi narasumber
keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Ia juga aktif menulis dan telah
memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.
Beliau memulai pendidikan formal di TK Pertiwi
Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian
melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan
beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Di dua sekolah
dasar ini beliau juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam
kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten
Pandeglang. Dalam program ini, beliau juga menjadi siswa teladan dengan
peringkat pertama. Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga
disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.
Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, beliau
juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam
setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, beliau melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah
hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.
Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah
mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di
Ponpes inilah beliau mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin
pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama beliau, Buya KH. Miskun
as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan
beliau terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini beliau telah meraih banyak
penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Propinsi Jawa
Barat, khususnya dalam hal syarh al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah
menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Univ. Islam
Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta. Beliau juga seringkali
dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam
Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Beliau lulus dengan predikat santri teladan dalam 2
bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah
“konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun
2003, beliau mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Univ. al-Azhar Kairo,
hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek. Tahun
2005, beliau mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah
Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI
dengan raihan IPK 3,98.
Di Libya, Adi Hidayat muda belajar intensif berbagai
disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh,
Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan beliau
mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman
makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, beliau juga bertalaqqi
pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.
Beliau belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri
internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar
Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Beliau juga
belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir
beliau ialah syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni
(Libya) Ilmu Hadits beliau pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya). Dalam
hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya beliau pelajari dari Syaikh
ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Beliau
mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (Pakar bahasa
Dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (Pakar Bahasa dan
Sastra), Dr. Abdullâh Ustha (Pakar Nahwu dan Sharaf), Dr. Budairi al-Azhari
(Pakar ilmu Arudh), juga masyayikh lainnya. Adapun ilmu tarikh beliau pelajari
di antaranya dari Ust. Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh
tersebut, beliau juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar
dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 beliau diangkat menjadi amînul khutabâ,
ketua dewan khatib jami Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para
khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Beliau juga aktif mengikuti
dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar,
termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 beliau kembali ke Indonesia dan
mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian beliau
berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang
bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. Pada November 2016,
beliau bersama dua sahabatnya Heru sukari dan Roy Winarto mendirikan Akhyar TV
sebagai media dakwah utama. Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber
keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. Beliau juga giat mengukir pena
dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih
sebanyak 12 karya.
Pendidikan
Ustadz Adi Hidayat menyelesaikan pendidikan formalnya
pada beberapa lembaga berikut ini;
- Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut (1997 - 2003)
- UIN Syarif HIdayatullah, Jakarta (2003 - 2005)
- Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)
- UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
Karya Tulis
Beberapa karya tulis Ustadz Adi HIdayat antara lain:
- Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (tahun 2010)
- Quantum Arabic Metode Akhyar (tahun 2011)
- Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (tahun 2012)
- Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (tahun 2012)
- Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (tahun 2012)
- Persoalan Hadist-hadist Populer (tahun 2013)
- Ilmu Hadist Praktis (tahun 2013)
- Tuntunan Praktis Idul Adha (tahun 2014)
- Pengantin As-Sunnah (tahun 2014)
- Buku Catatan Penuntut Ilmu (tahun 2015)
- Pedoman Praktis Ilmu Hadist (tahun 2016)
- Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (tahun 2017)
- Muslim Zaman Now (2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar