Mahasiswa Kreatif

Jumat, 15 Februari 2019

SEHARI DI DURIAN RAMPAK

SEHARI DI DURIAN RAMPAK

   1. Meramal pagi.
  Dipagi hari sabtu 2 februari 2019 yang begitu mendung yang mengundang siang akan terancam turun hujan pikir ku, itulah diri ku yang selalu menafsirkan takdir yang sebenarnya dilarang dalam agama. Mentari di pagi itu mulai menampakkan senyum hangatnya dikala langit mulai menerima sinar dari upuk timur yang menghantar hujan kini tinggal angan dan bayangan di hari itu. Dengan mata yang masih menyimpan banyangan mimpi aku segera basahkan wajah ku dengan air wudhu agar bisa ku laksanakan ibadah sholat subuh, karena terlambat bangun aku sholatnya di rumah saja. Mungkin bukan kali pertama aku lakukan sholat di rumah karena telat bangun subuh.

      2. 8 Jam di Kereta.
     Setelah selesai sholat aku pun mempersiapkan barang bawaan untuk ke Stasiun kereta api di Kertapati untuk mengunjungi kota Lubuklinggau agar dapat menghadiri resepsi pernikahan adikku yang akan dilaksanakan di Kelurahan Durian Rampak Kota Lubuklinggau pada hari ahad 3 februari 2019. sesampai di Stasiun Kertapati pada pukul 07-00 WIB, ternyata kepagian sebab kereta akan berangkat pada pukul 09-30 WIB. Di Stasiun saya pun duduk-duduk di ruang tunggu yang lumanyan membosankan saya berusaha menghilangkan rasa bosan itu dengan main hp, rasa bosan itu pun mulai bisa terobati. Tak terasa beberapa lama kemudian suara speker dari operator Kereta Api pun mengumumkan bahwa Kereta Api tujuan kota Lubuklinggau akan segera berangkat, aku pun bergegas langsung menuju gerbong Kereta Api yang sesuai dengan tiket yang ku beli dua pekan lalu.
     Perjalanan yang begitu mengembirakan, dari balik jendela Kereta saya melihat begitu banyaknya pemandangan alam sumatera, ada Perumahan di desa, kota, bahkan sawah warga. Negeri Sumatera dengan kekayaan Alamnya yang begitu berlimpah dapat kunikmati selama perjalanan menuju kota Lubuklinggau. Tak terasa delapan sudah di Kereta kami pun sampai di kota Lubuklinggau pada pukul 17-30 WIB 

 3. Tiba di Kota  Kenangan.
     Sesampai di Stasiun saya segera turun menuju mushola agar lekas ku tunaikan ibadah sholat Ashar disana, sesudah sholat saya pun keluar dari Stasiun Kereta menuju ke Pasar terdekat yaitu Pasar Inpres kota Lubuklinggau, disana saya duduk di Angkringan Nasi Kucing tempat favorit saya makan sewaktu dulu masih berada di kota Lubuklinggau. Matahari pun sudah mulai bersembunyi di balik Bukit Sulap menandakan bahwa siang akan bergantikan malam. Suara tharhim dari Masjid Agung As-salam pun mulai berkumandang mengisi ruang kosong kota Lubuklinggau, segera ku langkahkan kakiku menuju sumber suara tharhim menggetarkan hatiku itu.
     Di taman Masjid Agung As-salam ku berhenti sejenak agar bisa ku ambil gambar Masjid yang khas dengan dua Menaranya. Di Masjid yang menjadi ikon destinasi Wisata Religi Kota Lubuklinggau yang di bangun pada tahun 1998 ini menjadi kebanggaan warga Bumi Silampari yakni Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musirawas Darussalam, dan Kabupaten Musirawas Utara. Saya menghabiskan waktu di Masjid As-salam dengan di isi kajian Tafsir Al-qur'an oleh Ustad Lukmanul Hakim seusai Sholat Magrib hingga selesai Sholat Isya'.

4. Cerita Keluarga.
     Seusai kegiatan di Masjid As-salam saya melanjutkan perjalanan ke Rumah kontrakan Adik saya yang berlokasi di Kelurahan Taba Jemekeh Kota Lubuklinggau. Sesampai di Rumah Papa dan Mama saya sudah berada disana sejak tadi siang, yang datang dari Desa Muara-Megang Kabupaten Musirawas Darusalam. Saya dan Keluarga pun Berbincang-bincang tentang Keluarga kami. Karena asyik dengan bicara kami pun larut dalam cerita, karena hari sudah dini hari jam menunjukan pukul 01-00 WIB kami pun segera tidur. Dengan suhu Kota yang begitu dingin saya pun tidur dengan berselimut tebal, hingga terbangun hampir pagi, saya segera Sholat Subuh. Saya sambut pagi dengan ceria sambil memandang ke ujung kota dengan kabut sebagai selimutnya.

5. Menujuh Durian Rampak.
     Kami sekeluarga bersiap-siap untuk berangkat ke Durian Rampak untuk menghadiri Resepsi pernikahan adik saya yang akan dilaksanakan pada hari Ahad 03 februari 2019. Durian Rampak adalah sebuah Kelurahan yang berada di kecamatan Lubuklinggau Utara ll Kota Lubuklinggau. Kami sekeluarga sesampai di Durian Rampak di sambut dengan Adat istiadat yang masih terjaga dengan kebudayaan Tradisional nya. Warga Durian Rampak sangat rama-tama dengan budaya menghargai dan menghormati serta menjamu  para pendatang ke daerah mereka. Kebetulan kami di Durian Rampak hadir sebagai pihak Besan dari Tuan rumah hajat. Dengan sambutan yang hangat laksana kenal sudah lama kami sekeluarga pun tak merasa berada di daerah asing melainkan sedang berada di daerah sendiri.


6. Mengenal Adat Budaya pernikahan di Durian Rampak.

    Acara Resepsi pernikahan atau yang sering warga setempat sebut dengan bahasa Col dengan kata  "Hedekah Berami". Durian Rampak adalah sebuah daerah yang berbahasa Col. Bahasa Col sendiri masih rumpun dari bahasa Melayu yang di tutur oleh masyarakat Lubuklinggau dan sekitarnya.
     Di Durian Rampak acara resepsi pernikahan di isi dengan berbagai kata sambutan mulai dari Tokoh Masyarakat sampai Ketua panitia, tapi saya tidak melihat ada Tausiyah Agama dari Penceramah, yang biasa saya lihat di berbagai daerah lainnya seperti: Musirawas Darussalam dan berbagai daerah lain yang ada di Sumatera-selatan. Dengan berbagai kata sambutan dengan gaya pembicara yang berbagai rupa gaya dari menggunakan bahasa Indonesia hingga bahasa daerah, saya pun menikmati dan memperhatikan dari setiap kalimat kata sambutan yang di berikan dari para tokoh. Dengan bahasa yang terasa tak asing di telinga saya mencernah dengan kalimat demi kalimatnya yang penuh dengan sapaan kekeluargaan yang begitu indah. Acara yang di akhiri dengan do'a dan makan siang bersama ini berjalan dengan meriah tanpa ada kendala sampai akhir acara.
     Setelah sholat Dzuhur pada pukul 14-00 WIB siang, acara di mulai kembali dengan di iringi musik Orgen Tunggal Replublika Entertaiment yang berasal dari Kota Lubuklinggau dengan acara nyanyian dilantunkan oleh para Ibu-ibu dan joget bersama di atas panggung acara. Karena saya kurang suka dengan acara itu, saya pun meninggalkan acara menuju ke rumah hajat yang bertepatan juga sebagai rumah mertua dari adik saya yang bernama Sudar Mono yang menikah dengan Siska pada hari Jum'at 10 januari 2019 lalu. Hari sudah hampir menjelang malam dengan matahari yang mulai berganti bintang, saya dan adik saya beserta temannya pergi ke Sungai di Durian Rampak yang harus melewati Sungai kecil  yang dangkal tanpa jembatan itu, untuk menuju tempat pemandian di sungai yang lumayan jernih yang di isi oleh berbagai ukuran bebatuan yang menanbah kesejukan air Sungai tersebut. Selesai mandi kami menuju pulang ke Rumah karena waktu Sholat magrib telah tiba. Selesai sholat magrib kami pun di hidangi untuk makan malam bersama dengan menu khas daerah Durian Rampak dengan bumbu dan rempah yang alami. Selesai makan malam bersama kami pun mempersiapkan pakaian kami untuk melanjutkan acara malam pada pukul 21-00 WIB. Acara pada resepsi malam harinya, di Durian Rampak di isi dengan acara Bujang-Gadis, yang di hadiri oleh kalangan Remaja. Di acara Bujang-Gadis Durian Rampak di isi dengan kata sambutan, penampilan dari Artis lokal Kota Lubuklinggau dan di selingi oleh penyanyi amatiran yang cukup menghibur, pembagian hadiah Bujang-Gadis terfavorit dan yang berbusana terbaik dengan hadiah sebuah bingkisan kenang-kenangan dari kedua mempelai, serta di akhiri dengan acara pemotongan kue dilanjutkan dengan nyanyian lagu dari kedua mempelai dengan tanpa do'a diakhir acara. Rangkaian demi rangkain acara sudah selesai dan kami pun  meninggalkan panggung acara menuju kerumah hajat untuk berpamitan pulang.

      Itulah kisah singkat dari pengalaman saya selama satu hari berada di Durian Rampak, yang sangat mengesankan dimulai dari sambutan masyarakat yang rama sampai menyimpan kisah indah dari Durian Rampak hingga ku tulis kisah ini di dalam satu cerita yang berjudul "Sehari di Durian Rampak". terimah kasih...

A.n: Kelana satu
Palembang selasa 5 februari 2019

Selasa, 12 Februari 2019

SEMINAR BROADCASTING RADIO

SEMINAR BROADCASTING RADIO


Pada hari selasa 12 februari 2019 di kampus STISIPOL Candradimuka mengadakan seminar bertemakan tentang seputar Dunia Broadcasting Radio. Seminar ini di isi oleh para Tokoh yang cukup berpengalaman di seputar Broadcasting, dengan pembicara: (Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A, Anggun Prisma, dan Haris Ansor) yang cukup berilmu dan pengalaman itu membuat saya dan para audien lainnya banyak mendapat ilmu pengetahuan seputar Dunia Broadcasting. Walau pun seminar ini bertema tentang Broadcasting radio, tapi yang dipaparkan oleh para Narasumber tidak hanya seputar tentang radio. Ada tentang destinasi wisata dan keberagaman budaya yang ada di provinsi Sumatera selatan. Seminar Broadcasting ini di laksakan selama tiga jam, adapun satu dari tiga jam tersebut di lakukan secara live melalui siaran radio Elshinta 96,7 FM Palembang, yang diwawancarai adalah ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A  sebagai narasumber dan ketua GENPI Sumatera-Selatan yang memberi materi dan pengalaman beliau tentang destinasi wisata yang ada di Sumatera-Selatan.
Para Narasumber pun mengadakan segmen tanya jawab disela pemaparan materi, tentu hal ini sangat menghidupkan suasana Seminar, walaupun suasana di luar gedung turun hujan yang cukup deras tentu para peserta Seminar tidak menghiraukan hal tersebut. Tanya jawab yang cukup memberi Informasi dan Edukasi tentang Broadcasting dan aset wisata yang ada di Sumatera-Selatan membuat kami para audien lebih mengetahui ternyata Sumatera-Selatan mempunyai sangat banyak destinasi wisata yang harus kita jaga kelestariannya. Adapun hal yang terpenting saya tangkap dan saya simpulkan dari para Narasumber adalah:
1. Broadcasting adalah bagaimana cara kita mengelola seni penyiaran kepada masyarakat dan menarik perhatian masyarakat agar mengetahui dan ikut berpartisipasi (Haris Ansor).
2. Jika kita mempunyai keyakinan tentang apa tujuan dan bakat yang kita miliki maka jangan sekali-kali ragu terhadap keyakinan itu, walaupun dari pihak keluarga mu sendiri yang berupaya meragukan keyakinkan mu (Anggun Prisma).
3. Kita mempunyai banyak aset wisata yang begitu beraneka ragam bahkan kita bisa menjadi miniatur Indonesia dalam bidang Wisata, karena Sumatera-Selatan cukup mewakili Indonesia di kanca Internasional sebab kita mempunyai wisata yang begitu banyak, maka tugas kita sebagai Generasi Pesona indonesia dan anak kandung dari provinsi Sumatera-Selatan harus melestarikan, menjaga, dan mempromosikan kepada Dunia (Sumarni Bayu Anita S.Sos, M.A.
Itulah sekilas tentang kegiatan Seminar Broadcasting Radio yang di adakan di kampus STISIPOL Candradimuka Palembang Sumatera-Selatan.

PUISI PERGERAKAN

TANAH AIR IBU PERTIWI   (karya: Kelana Satu) Negeri gema ripa lok jenawi Kekayaan alam yang berlimpah di negeri ini Tanahnya s...