Mahasiswa Kreatif

Minggu, 19 Mei 2019

CAFIFEST

CAFIFEST

Pada hari selasa, tanggal 30 april 2019 di Aula Ismail Djalili di adakan acara Candradimuka Film Festival (CAFIFEST). Candradimuka Film Festival (CAFIFEST) yang diadakan di Kampus Stisipol Candradimuka ini berlangsung dengan sangat meriah, yang mana pada pukul 08-00 Wib s/d 12-00 telah dibuka bazar terlebih dahulu di halaman depan kampus, sebagai wujud praktek dari Mata Kuliah Periklanan yang di ampu oleh Hj. Siti Lady Havivi, M.Sos.Sc selaku dosen. Acara CAFIFEST ini berlangsung dari pukul 13-00 Wib s/d 22-00 Wib. yang mana selain dari CAFIFEST ada juga beberapa acara lain yang diakan pada hari yang bersamaan, adapun waktu, tempat, dan nama per-acaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada pukul  13-00 Wib s/d 17-00 Wib diadakan Talk Show di Aula Ismail Djalili dengan tema "Peran Sineas Muda Terhadap Perkembangan Film Pendek di Sumatera-Selatan".
2. Pada pukul 19-00 Wib s/d 22-00 Wib diakan Nonton Bareng (Nobar), Film dari para Nominasi peserta lomba CAFIFEST di Aula Ismail Djalili.
3. pada pukul 08-00 Wib s/d 22-00 Wib diakan Pameran Foto di Aula Ismail Djalili dari Divisi Fotografi HIMAKOM Candradimuka.
4. pada pukul 08-00 Wib s/d 12-00 Wib, di adakan Cek Kesehatan Gratis di Ruang Gedung B3 Stisipol Candradimuka.
5. pada pukul 08-00 s/d 12-00 Wib, di Halaman depan Kampus Stisipol Candradimuka.Pro Pemeran Produk Dari Mahasiswa semester 2 Jurusan Ilmu Komunikasi.

 Kegiatan CAFIFEST ini digagas dan dibuat oleh Himpunan Mahasiwa Komunikasi (HIMAKOM) dan langsung di bimbing oleh Sumarni Bayu Anita S.Sos, M.A selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka (Kajur Ilkom STC). Kegiatan acara ini dibuat agar para mahasiswa, pelajar, dan kalangan anak muda lebih kreatif dan aktif untuk berkarya dan borinovasi dalam pembuatan film. peserta yang ikut didalam acara CAFIFEST adalah para mahasiswa, pelajar, dan pemuda kreatif se Sumatera-Selatan. Dalam informasi yang dilansir dari peserta CAFIFEST bahwa pada tahun depan kegiatan Festval Film ini akan di adakan lagi, dengan sasaran Partisipan dan Peserta yang lebih luas di tingkat Nasional. CAFIFEST ini merupakan kegiatan Festival Film pertama di Kampus Stisipol Candradimuka Palembang. Dengan kemajuan Teknologi digital pada saat ini yang mana pada Revolusi Industri 4.0 banyak peluang usaha baru untuk anak-anak muda dalam berkarya, karena disana ada peluang bisnis yang dapat menghasilakan uang.  Dilansir dari wawancara yang saya lakuakan kepada peserta CAFIFEST bahwa HIMAKOM pada tahun 2020 telah merencanakan untuk mengadakan CAFIFEST tingkat nasional. harapan dari saya pribadi acara Festival Film ini akan membuat Mahasiswa, Siswa, dan anak-anak muda untuk lebih kreatif dan Inovatif.

SEPUTAR MULTIMEDIA


SEPUTAR MULTIMEDIA


Media berita online pertama di Indonesia ada pada tahun 94 yaitu Republika. Media online pada mulanya hanya merupakan sebuah salinan dari koran cetak. Semakin lama semakin berkembang. Berita dari seluruh penjuru di bumi ini mudah didapatkan dan persaingan perusahaan media semakin ketat. Di luar negeri selain Indonesia, web bukan hanya sebagai koran yang hanya berisi tulisan, namun juga terdapat gambar untuk mengilustrasikannya. Video juga bukan hanya ada di televisi saja namun portal berita kini sudah menggunakan video supaya menarik perhatian masyarakat. Audio pun saat ini tidak hanya ada di radio namun portal berita online juga menyajikan audio dalam bentuk podcast. Tentunya hal ini menjadi sebuah tantangan bagi jurnalis-jurnalis di Indonesia untuk meningkatkan kualitas mereka.

Setelah membahas mengenai perkembangan media sampai saat ini. Jadi apa itu multimedia?

Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa latin yaitu nouns berarti banyak. Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium berarti sesuatu yang menghantarkan, membawa sesuatu, menyampaikan (alat perantara). Berdasarkan itu multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik. Multimedia adalah suatu kombinasi data atau media (lebih dari 1 media) untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik (Rosch dalam Munir, 2012). Sehingga produksi multimedia dapat dikatakan produksi informasi yang di dalamnya berisi perpaduan antara berbagai media seperti teks, gambar, infografik, animasi, video sehingga informasi yang tersaji menjadi lebih menarik.

Lalu kenapa informasi yang disajikan harus berbasis multi media?
Alasannya Multimedia dapat mengembangkan kemampuan indera dan menarik perhatian serta minat. Computer Technology Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20 % dari yang dilihat dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50 % dari yang dilihat dan didengar dan 80 % dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Multimedia dapat menyajikan informasi yang dapat dilihat, didengar dan dilakukan, sehingga multimedia sangatlah efektif untuk menjadi alat (tools) yang lengkap dalam proses pengajaran dan pembelajaran (Munir, 2012, h. 7). Informasi yang berbasis multimedia membantu manusia memahami informasi lebih cepat, dengan melihat gambar akan lebih menarik perhatian kita untuk membacanya. Bagi orang-orang yang kreatif, produksi informasi dalam bentuk multimedia ini sangat membantu karena mereka dapat menuangkan segala kreatifitas mereka untuk dijadikan informasi yang lebih komunikatif, estestis serta ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan uang, cukup dengan duduk didepan laptop atau pc, kemudian berimajinasi. Dalam produksi multimedia pun perlu adanya interaksi antara pembaca dengan material yang dia baca. Tidak hanya mengklik link tapi juga mengutarakan pendapatnya karena mungkin banyak orang di luar sana yang tidak berani menyampaikan pendapat mereka, melalui portal online, pembaca dapat berkomentar apa saja.
Ketika di atas dijelaskan mengenai kelebihan dari informasi berbasis multimedia. Pada dasarnya masih terdapat beberapa kekurangan di dalamnya. Maisng-masing media memiliki kekurangnya masing-masing. Seperti misalnya untuk gambar, penyimpan format JPEG adalah format jenis gambar dengan kualitas baik, namun kekurangannya, penyimpanan yang dibutuhkan cukup besar dan jika ingin menggunakan format gambar JPEG kita harus memadatkan informasi sehingga ada kemungkinan terjadi kehilangan informasi (Munir, 2012, h. 289).
Multimedia juga tidak hanya digunakan dalam portal berita namun banyak bidang yang dapat memanfaatkan adanya multimedia ini, yaitu:
  • Dengan multimedia, kegiatan kerja tidak selalu harus dilakukan di kantor, dengan internet kita bisa saling berbagi informasi, data dengan menggunakan media. 
  • Dengan multimedia, kita dapat belanja online tanpa perlu mengantri banyak. Informasi yang tersedia juga lengkap. Proses jual beli kini dapat menggunakan media internet atau bank uang menggunakan cara online banking. 
  • Cara belajar, makin mudah dengan adanya internet, banyak pilihan cara pengajaran online atau menggunakan ebook.
Kompetisi untuk beritanya dikenal oleh dunia sangatlah ketat:
  • Menghadapi para elite, bagaimana mungkin supaya informasi yang kita sajikan tidak kalah menarik perhatian para elite (menambahkan animasi, permainan judul dan lainnya)
  • Menghadapi para manusia yang berpendidikan, menyaring informasi yang kita sajikan, memberikan referensi rujukan kredibel.

LAPORAN SEMINAR KOMUNIKASI


LAPORAN KEGIATAN
 SEMINAR KOMUNIKASI
“MENGEMBANGKAN JIWA MUDA DI ERA MILINEAL DALAM BERKOMUNIKASI”


Kegiatan Seminar Komunikasi, yang di adakan oleh Mahasiswa/i Stisipol Candradimuka jurusan Ilmu Komuniasi, Semester ll, Reguler pagi. Seminar ini diadakan untuk memenuhi tugas praktek dari Mata Kuliah “Dasar Dasar Public Relation”, dengan dosen pengampu “Sumarni Bayu Anita S.Sos, M.A” dengan Tema “Mengembangkan Jiwa Muda Di Era Milineal Dalam Berkomunikasi”.
Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut:
1.      Kepanitiaan

Penanggung Jawab     : Sumarni Bayu Anita S.Sos, M.A
Ketua Pelaksana          : Kelana Satu
Sekretaris                    : Anggun Nur Andini Bratama
Bendahara                   : Krisdayanti

Seksi Acara
Koordinator                : Andri Triansyah
Anggota                      : M. Aditya Warman
                                      Armansyah
                                      Rahmat Riadi
                                      Atin Sarikah

Seksi Perlenkapan    
Koordinator               : Ahmad Reza
Anggota                      : Arif Wijaya
                                      Leni Marlina
                                      Mulia Nurjanah

Seksi Dokumentasi   
Koordinator                : Anggi Saputra
Anggota                      : Nanda Pradana Putra

Seksi Konsumsi
Koordinator                : Rizki Saleh
Anggota                      : Dinda Try Okselina
                                      Frisca Septriany

Seksi Humas              : Segenap Anggota Panitia
2.      Acara Seminar
Waktu                                     : hari sabtu, pukul 09-00 s/d 12-30 Wib
Lokasi                         : Gedung Dispora, Jl. Aerobik No. 3, Lorok Pakjo, Ilir Barat 1,
  Palembang, Sumatera Selatan 30126
            Tema                           : Mengembangkan Jiwa Muda Di Era Milineal Dalam
  Berkomunikasi
Moderator                   : Andri Triansyah
Narasumber                 :
 1. Sumarni Bayu Anita S.Sos, M.A
                                     2. Riki Gugun Prayoga
            Peserta                        
                        Siswa/i             :
                        Mahasiswa      :
            Agenda Acara             :
1.      Pembukaan
2.      Pembacaan Do’a
3.      Kata Sambutan Ketua Pelaksa
4.      Persentasi Narasumber
5.      Tanya Jawab
6.      Pembagian Hadiah
7.      Pemberian Kenang-kenangan
8.      Penutup

3.      Biayah Keseluruhan =  Rp. 2.400.000,-

4.      Sponsor Acara
HIMAKOM
DISPORA
PT. PUSRI

ETIKA PUBLIC RELATIONS (PENGERTIAN, PRINSIP, DAN TEORI)


Etika Public Relations – Pengertian – Prinsip – Teori

Bagi sebuah organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis, politik, pemerintahan, ekonomi, industri dan lain sebagainya tentunya membutuhkan kehadiran public relations yang piawai untuk membangun citra positif di benak publik sehingga akhirnya mampu membentuk opini publik. Kepiawaian praktisi public relations dalam membangun citra positif suatu organaisasi tentunya tidak hanya sekedar lip service semata namun harus diikuti dengan kemampuan dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Terkait dengan hal tersebut, bagi sebagian besar orang, para praktisi public relations tak jarang dipandang selalu menggunakan cara-cara yang tidak etis dalam membangun citra sebuah organisasi. Bagaimanapun juga para ahli teori public relations telah menyatakan bahwa berbagai kegiatan public relations yang dilakukan oleh organisasi hendaknya juga mengandung etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan. (Baca juga : Komunikasi OrganisasiKomunikasi BisnisKomunikasi PolitikKomunikasi PemerintahanKomunikasi Pemasaran)
Etika secara umum mengandung arti prinsip-prinsip yang memandu manusia atau sebuah perilaku organisasi agar menjadi lebih bermoral secara tepat dalam berbagai situasi. Sebagaimana etika komunikasi bisnis, maka etika dalam kegiatan public relations juga sangat penting dalam menentukan berbagai kegiatan public relations yang tepat. Tindakan public relations yang beretika serta tepat dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan organisasi di mata publik. Etika umumnya membedakan antara yang benar dan yang salah, termasuk di dalamnya adalah kejujuran, kesetiaan, keadilan, penghormatan, dan komunikasi secara langsung. (Baca juga : Psikologi Komunikasi)
Di era komunikasi modern seperti sekarang yang serba digital, sebuah organisasi dituntut memiliki citra yang tepat di mata publik. Komunikasi online yang kini dilakukan oleh para profesional public relations melalui media sosial turut memberikan efek tersendiri bagi organisasi. Karena itu, setiap organisasi memanfaatkan kehadiran public relations guna membangun citra yang tepat namun dengan menghalalkan berbagai cara dan terkadang mengesampingkan aspek etika.
Namun perlu dipahami pula bahwa jika para praktisi public relations berperilaku secara profesional maka organisasi pun akan bertindak sesuai etika dan dengan sendirinya dapat mengurangi resiko organisasi berhadapan dengan permasalahan hukum. Karena itu, praktisi public relations harus memahami permasalahan hukum apa yang akan dihadapi nantinya ketika sedang membangun citra positif bagi organisasi dan bagaimana mereka bertindak secara etika dalam rangka mencapai tujuan public relations. (Baca juga : Manajemen Public Relations – Cabang Ilmu Komunikasi)
Pengertian
Sebelum kita beranjak pada pengertian etika public relations, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian dari etika yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa definisi etika yang telah dirumuskan oleh para ahli terkandung aspek moralitas dan kode etik.
Berikut adalah beberapa pengertian etika, yaitu :
  • James E. Grunig
mendefinisikan etika sebagai sesuatu yang serigkali dipertukarkan dengan moral dan nilai karena pertanyaan terkait etika secara umum merujuk pada apa yang baik secara moral atau apa yang seharusnya dinilai. Moral merujuk pada tradisi kepercayaan yang telah ada selama beberapa tahun atau beberapa abad dalam sebuah masyarakat yang menekankan pada apa yang benar dan apa yang salah. Sementara itu, nilai merujuk pada kepercayaan tentang suatu obyek atau ide yang dipandang penting. Karena itu, lanjut Grunig, kita mempelajari etika untuk menentukan bagaimana untuk membuat penilaian moral dan penilaian nilai.
  • Karla K. Gower
Dalam Brautovic dan Brkan (2009) menyatakan bahwa etika adalah sekumpulan kriteria yang menentukan pengambilan keputusan tentang apa yang salah.
  • Albert S. Atkinson
Dalam Sandra M. Oliver melalui Handbook of Corporate Communication and Public Relations Pure and Applied (2004) menyebutkan beberapa definisi etika, yaitu :
  • Etika merupakan studi tentang kode-kode etika standar dan penilaian moral.
  • Etika merupakan sebuah risalah tentang moral.
  • Etika merupakan sistem atau kode moral dari filsuf, agama, kelompok profesi tertentu dan lain-lain.
Para ahli filsafat mendefinisikan etika sebagai sebuah studi moral tentang apa yang dipandang benar dan apa yang dipandang salah yang mana dibatasi oleh kemampuan manusia dalam memberikan alasan. Keputusan yang kita ambil hanya dipandang baik oleh manusia manakala kita memiliki kemampuan dalam memberikan alasan.
Dari pengertian etika di atas, terutama yang dirumuskan oleh para ahli filsafat, dalam kaitannya dengan public relations, maka kita perlu dapat mengaplikasikan aspek-aspek filsafat dari etika secara aktual. Karena itu, Patricia J. Parsons dalam bukunya Ethics in Public Relations A Guide to Best Practice (2008 : 9) kemudian mendefinisikan Etika Public Relations sebagai  :
“ … aplikasi dari pengetahuan, pengertian, dan penalaran terhadap pertanyaan tentang perilaku benar atau salah dalam praktik profesional public relations”.
Menurut James E. Grunig, para profesional public relations seringkali dihadapkan pada upaya untuk menanggulangi berbagai permasalahan etika sebagai individu yang membuat keputusan tentang kehidupan profesional mereka. Para profesional public relations juga harus memberikan pelayanan sebagai konsultan untuk membantu sebuah organisasi agar memiliki cara-cara yang etis, bertanggung jawab, dan keberlanjutan. Dengan demikian, etika public relations menekankan pada implikasi-implikasi etis dari berbagai strategi dan taktik yang diterapkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi public relations dan komunikasi dari sebuah organisasi.
Baca juga :
  • Filsafat Komunikasi
  • Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
  • Jurnalistik Online

Prinsip-prinsip
Dalam buku Ethics in Public Relations A Guide to Best Practice, Patricia J. Parsons (2008 : 20 – 21) menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) prinsip atau pilar etika public relations, yaitu :
  • Veracity (to tell the truth)
Prinsip atau pilar pertama etika public relations sebagai industri komunikasi adalah menyampaikan kebenaran. Sebagai sebuah prinsip etika, konsep veracity (to tell the truth) atau mengatakan atau menyampaikan kebenaran merupakan tahap awal bagi dasar-dasar asumsi tentang berperilaku etis.
  • Non-maleficence (to do no harm)
Konsep non-maleficence (to do no harm) merupakan prinsip dasar perilaku moral. Sebagai salah satu pilar atau prinsip etika dalam bidang public relations,  prinsip ini menyediakan satu analisis pertanyaan dari berbagai keputusan yang telah dipilih oleh organisasi sebelum organisasi tersebut memutuskannya. Pertanyaan itu adalah “apakah tindakan saya menyakiti orang lain?”. Hal ini bukanlah akhir dari analisis melainkan suatu langkah awal. Kita cenderung untuk menghindari melakukan hal-hal yang dapat menyakiti orang lain sebisa mungkin. Namun terkadang, apa yang kita lakukan dapat menyakiti orang lain walaupun tanpa kita sadari. Terkait dengan hal ini, apa yang kita lakukan tersebut bukan berarti kita berperilaku tidak etis kepada orang lain.
  • Beneficence (to do good)
Konsep beneficence (to do good) merupakan bentuk lain dari prinsip menghindari menyakiti orang lain namun lebih proaktif. Dengan mencari kesempatan untuk melakukan hal-hal baik dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan tentang moralitas relatif dari berbagai kegiatan public relations.  Misalnya, ketika mengembangkan program hubungan komunitas dengan cara mencari sponsor untuk kegiatan  amal yang merupakan kegiatan yang dapat memberikan kebaikan bagi publik.
  • Confidentiality (to respect privacy)
Prinsip atau pilar berikutnya adalah confidentiality (to respect privacy) atau menghormati wilayah pribadi orang lain dengan tetap menjaga kerahasiaan informasi. Hal ini merupakan salah satu sifat pengambilan keputusan etis terkait dengan fungsi komunikasi publik. Dalam komunikasi publik, seringkali terjadi konflik antara kebutuhan untuk menyampaikan kebenaran dan prinsip kesetaraan dalam menjaga wilayah pribadi. Pengambilan keputusan yang etis tidak akan dapat dilakukan jika tidak diimbangi dengan tindakan nyata.
  • Fairness (to be fair and socially responsible)
Prinsip atau pilar yang terakhir dalam etika public relations adalah konsep fairness (to be fair and socially responsible) keadilan dan tanggung jawab sosial. Kita selayaknya mencoba untuk saling menghormati setiap individu dan masyarakat agar keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang adil bagi semua pihak.
Kelima prinsip atau pilar tersebut merupakan pedoman bagi pengambilan keputusan etis dalam berbagai praktik  public relations. Kelima prinsip atau pilar tersebut juga merupakan jembatan penghubung antara aspek teoritis dari etika sebagai bidang studi filsafat dan cara bagaimana teori-teori tersebut diwujudkan dalam tataran praktis.

eori

Menurut Grunig, para profesional public relations mengalami berbagai permsalahan etis baik berupa pengambilan keputusan secara individu maupun perilaku profesional mereka. Para profesional public relations juga dihadapkan pada etika pengambilan keputusan strategis bagi sebuah organisasi. Karena itu, para ahli teori dan peneliti dalam bidang public relations mengembangkan teori etika public relations yang menyediakan prinsip-prinsip yang dapat digunakan oleh para profesional public relations sebagai konsultan etik bagi organisasi. Beberapa hal yang dilakukan diantaranya adalah :
  • dengan melakukan kerjasama dengan pihak akademisi untuk memasukkan teori etika public relations ke dalam kurikulum.
  • asosiasi public relations mengajarkan prinsip-prinsip etika public relations melalui program pendidikan dan seminar kepada para praktisi public relations yang tidak dipelajari dalam pendidikan formal.
Baca juga :
  • Model-model Komunikasi
  • Model Komunikasi Berlo
  • Model Komunikasi Linear
Lebih jauh Grunig menjelaskan bahwa berbagai konsep dalam etika seperti kesetiaan, peran-peran sosial, nilai-nilai, sekresi, dan penyingkapan terkait dengan teori etika. Untuk itu, L. Grunig, J. Grunig, dan Dozier kemudian mengenalkan sebuah teori etika yang terinspirasi dari hasil kerja Pearson (1989) yang menggabungkan prinsip-prinsip teleologis atau konsekuensi etika dengan prinsip-prinsip deontologis atau aturan etika.
Adapun prinsip-prinsip dalam teori etika yang dimaksud adalah sebagai berikut :
  1. teleologi – etika profesional public relations yang mempertanyakan potensi konsekuensi dari keputusan organisasi terhadap publik.
  2. deontologi – etika profesional public relations kemudian memiliki kewajiban moral untuk membuka konsekuensi tersebut kepada publik yang terdampak dan untuk mengikatnya dalam bentuk dialog dengan publik tentang potensi keputusan organisasi.
Beberapa ahli teori lain yang juga mengembangkan teori etika public relations adalah S.A Bowen, K.R Place,R. van Es dan T.L Meijlink dan lain-lain. (Baca juga : Tahap-tahap Komunikasi – Nilai Berita – Jenis-jenis Berita )

Kode Etik Profesi Public Relations

Tidak dipungkiri bahwa public relations dipandang sebagai sebuah metode komunikasi yang menggunakan cara-cara manipulatif guna membentuk citra positif sebuah organisasi di mata publik dan terkadang mengabaikan aspek-aspek etika. Hal ini tentunya merupakan salah satu indikator isu etika public relations bagi para profesional public relations.
Baca juga :
Menurut Karey Harrison dan Chris Galloway (2005), para profesional public relations di dalam menjalankan tugasnya memberikan informasi terkait pengambilan keputusan mempertimbangkan beberapa hal yaitu pedoman dan model yang direkomendasikan termasuk di dalamnya kode etik public relations. Hal ini memang tidak menjamin etis tidaknya perilaku para profesional public relations, namun adanya pedoman atau kode etik dapat memberikan koridor bagi para profesional public relations dalam menjalankan tugasnya sebagaimana kode etik wartawan dalam ranah jurnalistik. (Baca juga : Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli)
Para profesional public relations yang telah menerapkan model etika dalam tugasnya, maka akan dapat memilih cara-cara yang etis untuk membentuk citra sebuah organisasi. Karena itu, badan profesional public relations di seluruh dunia telah mengembangkan kode etik bagi para profesional public relations. Berbagai organisasi public relations seperti The Canadian Public Relations Society atau the International Public Relations Association telah memiliki kode etik tersendiri, begitu pula dengan Perhimpuan Hubungan Masyarakat Indonesia. (Baca juga : Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)

Manfaat Mempelajari Etika Public Relations

Mempelajari Etika Public Relations dapat memberikan manfaat bagi kita diantaranya adalah sebagai berikut :
  • memahami pengertian etika.
  • memahami pengertian etika public relations.
  • memahami prinsip-prinsip dalam etika public relations.
  • memahami landasan teori etika public relations.
  • memahami landasan dibentuknya kode etik profesi public relations.
Demikian ulasan singkat tentang Etika Public Relations. Semoga memberikan wawasan dan pengetahuan terkait dengan public relations khususnya dan ilmu komunikasi pada umumnya.

PUISI PERGERAKAN

TANAH AIR IBU PERTIWI   (karya: Kelana Satu) Negeri gema ripa lok jenawi Kekayaan alam yang berlimpah di negeri ini Tanahnya s...