Mahasiswa Kreatif

Rabu, 17 April 2019

Air Mata 23 Maret


Nama  :            Kelana Satu
NPM :                 0118027
Kelas :          Reguler Pagi
Air Mata 13 Maret

Rabu, 13 maret 2019 lalu merupakan salah hari yang paling bersejarah dalam perjuangan saya disaat belajar mencari ilmu di tanah Sriwijaya ini. Saya saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa di kampus Stisipol Candradimuka, semester dua, jurusan ilmu komunikasi. Dipagi yang cerah dengan cahaya matahari yang sangat bersahabat, saya mempersiapkan perlengkapan untuk berangkat kuliah. Setelah semua perlengkapan dan persiapan sudah selesai, saya buka HP untuk memesan Gojek (driver) dikarenakan Sepeda motor yang biasa saya pakai masih dalam keadaan rusak saat itu.
Belum sempat Gojek (driver) tadi terpesan, tak lama kemudian istri dari pemilik perusahan tempat saya bekerja datang ketempat saya dengan raut muka yang begitu menegangkan. Beliau berkata “Kelana kamu hari ini harus angkat kaki dari sini”, dengan penuh tanya didalam diri saya “salah saya apa” sehingga membuat saya harus terusir dari sini. Dengan tidak ada jawaban dari saya beliau pun meneruskan perkataannya “maaf jika ini semua membuat Kelana kecewa”, dengan rasa penasaran itu saya pun memilih untuk diam, karena saya tau persis beliau adalah orang yang detail (lengkap) ketika menyampaikan sesuatu masalah. Setelah beliau paparkan semua permasalahannya  saya pun merasa terfitnah dalam hal ini. Saya dituduh telah mempengaruh karyawan lainnya untuk mintak naik gaji, saya dituduh telah malas-malasan dalam bekerja, saya dituduh sudah tidak peduli lagi dengan nama baik perusahaan, itulah fitnah yang menimpa saya pada saat itu. Sedangkan didalam perusahaan tempat saya bekerja, saya termasuk karyawan yang di sayangi oleh pemilik perusahaan itu, jadi wajar saja ada yang menghasut untuk menjatuhkan nama baik saya.
Setelah beliau selesai berbicara saya pun berkata “terimakasih atas semua fitnahnya”, tanpa membela diri saya pun masuk kedalam rumah untuk mempersiapkan barang-barang saya untuk pergi dari tempat itu, karena pantang bagi saya untuk berharap pada manusia, beliau pun pulang juga kerumahnya. Saya menghubungi teman saya yang bekerja di kota Bogor, lalu teman saya meminta saya agar segera kesana karena perusahan tempat dia bekerja memang lagi membutuhkan karyawan baru. Setelah barang-barang saya sudah hampir selesai dikemas di dalam tas, ternyata masih ada satu ember pakaian yang masih dalam keadaa basah. Saya pun kerumah pemilik perusahaan untuk meminta izin agar saya dipersilakan untuk menjemur pakaian hingga kering. Sesampai di rumah ternyata beliau sedang menangis, saya pun heran. Belum sempat saya minta izin untuk menjemur pakaian beliau berkata “Kelana kamu jangan pergi”, ternyata ada teman baik saya yang menjelaskan siapa yang sebenarnya berada dibalik finah yang menimpa diri saya, dan orang itulah yang dipecat pada hari itu.

PUISI PERGERAKAN

TANAH AIR IBU PERTIWI   (karya: Kelana Satu) Negeri gema ripa lok jenawi Kekayaan alam yang berlimpah di negeri ini Tanahnya s...