1. ETIKET
Etiket
adalah terjemahan dari bahasa Inggris dan bahasa Perancis
“ETUQUETTE”
yang
berarti
“persyaratan konvensional mengenai perilaku sosial”.
Dalam Kamus
bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan etiket sebagai “ATURAN SOPAN SANTUN DALAMPERGAULAN”.
Sekalipun
etiket adalah gejala universiil (yang meliputi seluruh alam dunia), ini
tidakberarti bahwa dimana saja berlaku etiket yang sama. Sekretaris harus
mempunyai etiket yangbaik agar sekretaris bisa bersikap menghormati kepada
pimpinan maupun bawahan tanpamemandang status, dengan etiket yang baik berarti
sekretaris telah mengetahui norma –norma,nilai –nilai, kaidah –kaidah
yang diterima dan ditaati oleh sekretaris. Yang berupa peraturan –peraturan
atau hal–hal yang sudah merupakan kebiasaan yang baik dan dianggap
sudahdiketahui dan perlu atau harus dilaksanakan.Berikut ini pengertian mengenai
etiket dari beberapa sumber).
Etiket
Menurut Sedarmayanti (2005:147) adalah cara bicara yang sopan, cara duduk, menerima
tamu dan sopan santunya lainya.b)
Etiket
Menurut (Ursula Ernawati,2004:35) adalah tata cara pergaulan antar manusia
yangmeliputi aturan, tata karma, tata tertib, sopan santun dalam
tindakanya.Dari kedua pandapat di atas mengenai pengertian etiket dapat di
simpulkan bahwa etiketadalah tata cara atau sopan santun manusia di dalam
pergaulan dan tingkah laku manusiaseharihari.
2. KEPRIBADIAN
Makna kepribadian menurut pengertian
sehari-hari
Di samping itu kepribadian sering diartikan sebagai
ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu
dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut
“berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Definisi kepribadian menurut
psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa
kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang
merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Ekstraversi dan Introversi
Di dalam psikologi,
terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia
memperoleh gairahnya. Pengelompokkan
ini pertama kali dicetuskan oleh Carl Jung
(1920), dalam bukunya berjudul Psychologische Typen. Secara umum,
pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.
Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.
Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.
Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang
pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri. Di antarakecenderungan ekstrem introversi dan
ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara
ekstrover dan introver. Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara
introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang
sepenuhnya ekstrover atau introver.
Struktur Kepribadian
Eysenck berpendapat bahwa kebanyakan ahli-ahli teori
kepribadian terlalu banyak mengemukakan variabel-variabel kompleks dan tidak
jelas. Pendapat ini dikombinasikan dengan anlisisnya, yaitu dengan analisis
faktor yang telah menghasilkan sistem kepribadian yang ditandai oleh adanya
sejumlah kecil dimensi-dimensi pokok yang didefinisikan dengan teliti dan
jelas.
Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang
Eysenck memiliki empat tingkatan hierarki, berturut-turut dari hierarki yang
tinggi ke hierarki yang rendah :
- Hierarki tertinggi : Tipe/Supertraits, kumpulan dari trait, yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
- Hierarki kedua : Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
- Hierarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan respon spesifik, tingkahlaku/pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
- Hierarki terendah : Respon spesifik, tingkahlaku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Jika dilihat dari hubungnnya dengan hierarki di atas,
maka dapat disebutkan bahwa antar bagian dari hierarki kepribadian tersebut
terjadi interaksi dan saling berpengaruh antar satu dengan yang lainnya.
Sebagai contoh adalah adanya interaksi antara bagian kepribadian yang disebut
sebagai specific response dan habitual response. Dimana yang disebut sebagai
specific response yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa mencirikan
sebuah pribadi atau tidak, misal seorang siswa yang menyelesaikan tugas
membaca. Sedangkan habitual response dapat dimaknai sebagai respon yang terus
berlangsung di bawah kondisi yang sama, misal jika seorang siswa seringkali
berusaha sampai suatu tugas selesai dikerjakannya. Habitual response ini dapat
berubah-ubah ataupun dapat menetap.
Setelah mengetahui penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk membuat perilaku tertentu atau specific response
menjadi sebuah kebiasaan atau habitual response maka perlu adanya pengulangan
perilaku tertentu tersebut hingga beberapa kali. Sedangkan jika individu
tersebut tidak menginginkan perilaku tertentu itu menjadi sebuah habitual
response atau sebuah kebiasaan, maka tidak diperlukan pengulangan perilaku
hingga berkali-kali. Dan hubungan serta interaksi juga berlaku pada bagian
kepribadian Eysenck yang lain, seperti tipe dan trait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar